
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi melanda sejumlah wilayah Jawa Timur hingga 17 September 2025. Peringatan ini dikeluarkan untuk mengantisipasi berbagai bencana hidrometerologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.
Meskipun wilayah Jawa Timur masih berada dalam musim kemarau, BMKG memperkirakan peningkatan cuaca ekstrem yang signifikan dapat terjadi dalam tujuh hari ke depan. Fenomena ini menimbulkan risiko bagi aktivitas masyarakat, transportasi, pertanian, serta infrastruktur di wilayah terdampak.
Penyebab Cuaca Ekstrem
Baca Juga
Berdasarkan catatan yang diterima pada Kamis, 11 September 2025, peningkatan potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur disebabkan oleh gangguan gelombang atmosfer, termasuk Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency. Kondisi ini menciptakan ketidakstabilan cuaca dan memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan lebat.
Selain itu, suhu muka laut di sekitar Selat Madura tercatat antara 26 hingga 29 derajat Celsius, kondisi yang mendukung pembentukan awan konvektif. Kombinasi gangguan atmosfer dan suhu muka laut yang hangat ini menjadi faktor penting yang meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Wilayah Berpotensi Terdampak
BMKG Juanda merinci sejumlah wilayah yang berisiko terdampak cuaca ekstrem, antara lain Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
Wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau tebing disarankan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang. Masyarakat setempat diimbau untuk mengambil langkah antisipatif guna meminimalkan risiko.
Imbauan BMKG
BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar terus memantau perubahan cuaca yang mendadak selama tujuh hari ke depan. Informasi peringatan dini ini penting untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometerologi.
Masyarakat juga dapat mengakses kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI yang tersedia di https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/mcrc.html. Selain itu, informasi peringatan dini juga dapat diakses melalui portal resmi BMKG Juanda di https://stamet-juanda.bmkg.go.id, akun media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon 24 jam di nomor (031) 8668989, serta WhatsApp di 0895800300011.
Potensi Dampak Cuaca Ekstrem
Prakiraan cuaca ekstrem ini memiliki dampak yang luas. Hujan lebat dapat menyebabkan banjir dan banjir bandang di dataran rendah, sementara angin kencang dan puting beliung berpotensi merusak bangunan dan infrastruktur. Hujan es juga dapat merusak tanaman pertanian, mengganggu transportasi, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Masyarakat di wilayah rawan bencana diminta untuk selalu waspada dan menyiapkan langkah mitigasi. Contohnya, menjaga kebersihan saluran air, menghindari area rawan longsor, dan menyiapkan perlengkapan darurat seperti senter, obat-obatan, dan peralatan keselamatan lainnya.
Kesiapsiagaan Masyarakat
Selain pemantauan cuaca, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci untuk meminimalkan risiko. BMKG menekankan pentingnya koordinasi antara warga, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk memastikan respon cepat ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem. Hal ini termasuk evakuasi jika terjadi bencana, peringatan dini melalui sirine atau media, dan penyediaan posko darurat untuk warga terdampak.
Pelaku sektor pertanian juga diimbau menyesuaikan aktivitas bercocok tanam dengan kondisi cuaca yang diprakirakan. Misalnya, menunda penyemprotan pupuk atau pestisida saat hujan lebat diperkirakan terjadi. Begitu pula dengan transportasi, masyarakat disarankan untuk memantau kondisi jalan dan lalu lintas, terutama di wilayah rawan longsor atau banjir.
Akses Informasi Cuaca
BMKG Juanda menyediakan berbagai kanal informasi agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan cuaca secara real-time. Layanan online dan media sosial memberikan update terkini serta tips mitigasi bencana. Saluran komunikasi ini memastikan masyarakat tetap mendapat informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk keselamatan diri dan keluarga.
Selain itu, pihak instansi pemerintah, seperti BPBD dan Satpol PP, diimbau untuk memaksimalkan koordinasi dengan masyarakat, terutama di wilayah rawan bencana. Kesiapsiagaan instansi publik dan tanggap darurat menjadi faktor kunci dalam mengurangi risiko kerugian materi dan korban jiwa.
BMKG Juanda menegaskan bahwa peningkatan cuaca ekstrem hingga 17 September 2025 memerlukan kewaspadaan bersama. Dengan pemantauan aktif, koordinasi dengan instansi terkait, dan kesiapsiagaan masyarakat, potensi dampak bencana hidrometerologi dapat diminimalkan.
Masyarakat Jawa Timur diminta untuk memanfaatkan seluruh kanal informasi resmi BMKG, termasuk radar cuaca, media sosial, telepon, dan WhatsApp, agar tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025