Erick Thohir Nilai Finishing Timnas U 23 Perlu Perbaikan Cepat

Selasa, 22 Juli 2025 | 09:20:29 WIB
Erick Thohir Nilai Finishing Timnas U 23 Perlu Perbaikan Cepat

JAKARTA - Tim Nasional Indonesia U-23 sukses mengamankan tiket ke semifinal Piala AFF U-23 setelah melewati tiga pertandingan di fase grup. Dua kemenangan dan satu hasil imbang tanpa kebobolan menempatkan Garuda Muda di posisi puncak klasemen Grup A. Hasil ini cukup membawa tim asuhan Gerald Vanenburg melaju ke babak berikutnya, sekaligus menjaga harapan publik akan gelar juara.

Namun, capaian ini tidak sepenuhnya bebas dari kritik. Meski tak terkalahkan, performa lini serang menjadi sorotan tajam. Laga terakhir melawan Malaysia U-23 berakhir imbang tanpa gol. Padahal, sepanjang pertandingan, Indonesia mencatat penguasaan bola yang dominan hingga 69 persen. Serangan demi serangan dilancarkan, namun tak satu pun berhasil dikonversi menjadi gol.

Dominasi tersebut mencerminkan kontrol permainan, tetapi sekaligus membuka pertanyaan besar terkait efektivitas lini depan. Situasi ini pun mendapat perhatian langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Erick Thohir: Permainan Terbentuk, Finishing Belum Maksimal

Pasca laga imbang kontra Malaysia U-23, Erick Thohir memberikan pernyataan kepada sejumlah awak media. Ia menyampaikan apresiasi atas capaian poin yang diraih, namun juga menekankan perlunya peningkatan di sektor penyelesaian akhir.

“Total 7 poin dari 2 menang dan 1 imbang. Angka yang menurut saya sudah baik,” ujar Erick Thohir membuka komentarnya.

Namun, ia kemudian melanjutkan dengan catatan penting. “Penguasaan bola di pertandingan kontra Malaysia sampai 69 persen. Tapi sama seperti pada pertandingan sebelumnya, saya rasa pola permainan sudah ada dan mulai terbentuk, tapi penyelesaian akhir belum maksimal.”

Pernyataan ini sekaligus menjadi bentuk evaluasi terbuka terhadap tim pelatih dan para pemain. Ia menekankan bahwa penguasaan bola yang baik harus diiringi dengan kemampuan memanfaatkan peluang, terutama di turnamen yang memiliki tensi tinggi seperti Piala AFF.

Erick menutup komentarnya dengan harapan, “Mudah-mudahan para pemain Timnas Indonesia U-23 tampil lebih baik di semifinal nanti. Secara keseluruhan, pola permainan sudah terbentuk. Penguasaan bola, cukup maksimal. Nanti kita lihat di semifinal Piala AFF U-23.”

Statistik Bicara: Dominasi Tidak Sama dengan Produktivitas

Jika ditelisik dari sisi statistik, kritik Erick Thohir memang beralasan. Timnas Indonesia U-23 hanya mampu mencetak gol dalam satu laga, yakni saat menghadapi Brunei Darussalam. Itu pun didapatkan saat lawan dalam posisi tertekan sejak menit awal.

Sementara itu, pada pertandingan melawan Filipina, satu-satunya gol kemenangan diperoleh bukan dari skema serangan terbuka, melainkan dari kesalahan pemain belakang lawan yang salah mengantisipasi lemparan ke dalam Robi Darwis dan justru menciptakan gol bunuh diri.

Sedangkan di laga melawan Malaysia, meski Indonesia mampu menekan sejak awal, beberapa peluang emas termasuk dari Jens Raven tidak membuahkan hasil. Penyelesaian akhir menjadi titik lemah yang tampaknya belum bisa diatasi.

Secara keseluruhan, Indonesia mencatatkan lebih banyak penguasaan bola dan distribusi bola, namun masih kesulitan dalam menciptakan gol dari permainan terbuka. Ini menjadi tantangan besar bagi pelatih Gerald Vanenburg untuk segera melakukan penyesuaian.

Persiapan Menuju Semifinal: Menjawab Kritik dengan Aksi

Dengan babak semifinal di depan mata, Timnas Indonesia U-23 dituntut untuk bergerak cepat memperbaiki sektor yang lemah. Kritik dari Erick Thohir bukan untuk menjatuhkan, melainkan bagian dari komitmen PSSI dalam mendukung kemajuan tim nasional secara menyeluruh.

Gerald Vanenburg dan jajaran pelatih kini dihadapkan pada dua pilihan: mempercayai formasi dan pemain yang ada dengan perbaikan taktis, atau melakukan rotasi untuk menghadirkan alternatif solusi di lini serang. Apapun pilihannya, efektivitas serangan harus jadi prioritas utama.

Selain itu, mental para pemain muda juga menjadi aspek penting yang tak bisa diabaikan. Laga semifinal tentu akan memiliki tekanan psikologis lebih tinggi. Kemampuan untuk tetap tenang, fokus, dan efisien di depan gawang akan menjadi kunci keberhasilan.

Dukungan federasi dan publik diharapkan menjadi penyemangat tambahan bagi skuad muda Garuda. Kritik harus dijadikan bahan bakar untuk tampil lebih tajam, bukan sebagai tekanan yang membebani. Semangat kompetitif dan kemauan untuk terus belajar adalah ciri khas tim muda yang berpotensi.

Harapan Publik dan Jalan Menuju Final

Dengan performa yang konsisten secara hasil, Indonesia tetap punya peluang besar untuk melaju hingga partai final. Namun, peluang itu bisa tertutup jika kelemahan penyelesaian akhir tidak segera ditangani. Lini tengah dan pertahanan sudah menunjukkan konsistensi, kini giliran lini depan untuk unjuk gigi.

Kemenangan tidak hanya soal bermain cantik dan dominan, tetapi juga tentang mencetak gol. Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI, mewakili suara banyak penggemar sepak bola Indonesia yang berharap Timnas tidak sekadar tampil menguasai bola, tetapi juga menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan nyata.

Semifinal adalah ajang pembuktian. Jika mampu memperbaiki kekurangan dan tampil lebih efektif, Timnas Indonesia U-23 tidak hanya akan menepis kritik, tetapi juga membuka jalan menuju gelar juara yang telah lama dinanti.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB