Transformasi Karier Ozzy Osbourne dalam Dunia Musik
JAKARTA - Ozzy Osbourne telah tiada, tetapi jejaknya di dunia musik dan budaya tak akan pernah padam. Vokalis utama Black Sabbath yang kemudian menjelma sebagai ikon global heavy metal dan selebritas televisi ini meninggal dunia pada usia 76 tahun.
"Dengan kesedihan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kami menyampaikan bahwa Ozzy Osbourne tercinta telah meninggal dunia pagi ini. Ia dikelilingi keluarganya dan penuh cinta saat menghembuskan napas terakhir," tulis pernyataan resmi keluarga, seperti dikutip dari Reuters.
Nama Ozzy Osbourne selama ini identik dengan eksentrisitas, aksi panggung luar biasa, hingga gaya hidup penuh kontroversi. Namun di balik itu, ia adalah seorang seniman sejati dengan perjalanan hidup yang kompleks—dari kerasnya kehidupan kelas pekerja di Inggris hingga menjadi simbol global dari kekuatan, kebebasan berekspresi, dan cinta kepada musik.
Baca Juga
Awal Hidup Penuh Tantangan
Lahir sebagai John Michael Osbourne di kawasan industri Aston, Birmingham, Inggris, Ozzy adalah anak keempat dari enam bersaudara dalam keluarga kelas pekerja. Masa kecilnya dipenuhi tantangan. Ia mengalami disleksia dan kerap mengalami kesulitan dalam pelajaran, hingga akhirnya memutuskan berhenti sekolah di usia 15 tahun.
Tidak lama setelah itu, ia harus menjalani hukuman penjara akibat kasus pencurian. Namun dari pengalaman kelam itu, muncul tekad baru: musik sebagai jalan keluar dari lingkaran gelap hidupnya.
Revolusi Musik Bersama Black Sabbath
Titik balik terbesar dalam hidup Ozzy terjadi pada awal 1970-an, ketika ia bergabung dengan grup musik Black Sabbath. Bersama Tony Iommi, Geezer Butler, dan Bill Ward, Osbourne membentuk gaya musik baru yang kelam, berat, dan mengusung tema sosial serta spiritual yang menggugah.
Lagu-lagu seperti Paranoid, War Pigs, dan Sabbath Bloody Sabbath tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga dianggap sebagai fondasi dari genre heavy metal. Lirik yang menyinggung tentang perang, penderitaan mental, dan sisi gelap kemanusiaan memberikan warna baru dalam musik rock yang saat itu didominasi oleh nada-nada optimis.
Bahkan, julukan "The Prince of Darkness" melekat erat pada dirinya, memperkuat citra panggungnya yang liar dan penuh aura misteri.
Aksi Panggung dan Mitos Kelelawar
Salah satu momen paling legendaris dalam karier Ozzy adalah insiden di atas panggung pada tahun 1982, ketika ia menggigit kepala kelelawar hidup di tengah konser. Aksi itu membuat publik terkejut dan memperkuat reputasinya sebagai sosok yang tak terduga.
“Saya pikir itu boneka, tapi begitu saya gigit, saya tahu saya salah,” ujar Osbourne dalam sebuah wawancara. Kejadian tersebut bahkan menjadi bagian dari mitologi dirinya dan diabadikan dalam bentuk produk merchandise resmi.
Namun kejadian seperti itu juga kerap menimbulkan kontroversi dan tudingan. Ia sempat dituduh mempromosikan satanisme dan membawa pengaruh buruk bagi generasi muda. Dalam biografinya tahun 2010, ia membantah tudingan tersebut.
“Saya memang pernah melakukan hal-hal buruk. Tapi saya bukan setan. Saya cuma John Osbourne: anak kelas pekerja dari Aston yang keluar dari pabrik dan mencari kesenangan," ungkapnya dalam kutipan yang mengandung kejujuran dan kesederhanaan.
Dicintai, Diperdebatkan, dan Tetap Relevan
Terlepas dari segala kontroversi, Ozzy Osbourne tetap dicintai oleh jutaan penggemar di seluruh dunia. Karismanya yang kuat, selera humornya yang gelap, dan kejujurannya dalam menyampaikan isi hati menjadikannya lebih dari sekadar musisi—ia adalah ikon budaya.
Popularitasnya bahkan semakin meluas ketika MTV menayangkan reality show The Osbournes pada tahun 2002. Acara tersebut membuka sisi lain dari dirinya bukan sebagai bintang rock, tapi sebagai suami dan ayah dalam keluarga unik yang penuh cinta dan kekacauan sehari-hari.
Lewat tayangan itu, publik melihat sosok Ozzy yang penuh kasih, meskipun tetap eksentrik. Ia berhasil mencuri hati pemirsa lintas generasi.
Perpisahan Emosional di Panggung Terakhir
Pada tahun 2020, Osbourne mengumumkan secara terbuka bahwa ia mengidap penyakit Parkinson. Penyakit tersebut secara perlahan menggerus mobilitasnya dan membatasi aktivitas yang selama ini menjadi nafas hidupnya: tampil di atas panggung.
Namun, semangatnya tak padam. Pada 5 Juli 2025, ia menutup karier panggungnya dengan sebuah konser perpisahan penuh emosional di kota kelahirannya, Birmingham. Ribuan penggemar memadati lokasi konser, menyambutnya dengan tepuk tangan dan air mata. Sejumlah musisi ternama seperti Steven Tyler, James Hetfield, dan Elton John memberikan penghormatan melalui pesan video.
"Terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam. Saya mencintai kalian," ujar Osbourne dalam penampilan terakhirnya.
Warisan Sang Legenda
Ozzy Osbourne meninggalkan seorang istri, lima anak, dan beberapa cucu. Namun warisan terbesarnya adalah perubahan yang ia bawa dalam dunia musik dan budaya. Dari konser yang meledakkan adrenalin hingga layar kaca yang memperlihatkan kehangatan keluarga, ia menunjukkan bahwa seorang manusia bisa memiliki banyak sisi gelap dan terang, liar dan lembut, rusuh namun penuh cinta.
Nama Ozzy Osbourne kini tercatat bukan hanya dalam sejarah musik, tetapi juga dalam cerita tentang bagaimana seseorang bertahan, berkembang, dan menorehkan pengaruh abadi. Dari anak pabrik di Aston hingga menjadi simbol global yang menginspirasi jutaan orang, jejak Ozzy adalah bukti bahwa musik tidak hanya bisa mengubah hidup seseorang tapi juga membentuk dunia.
Rekomendasi
