JAKARTA - WhatsApp tengah mengambil langkah besar yang dapat mengubah pengalaman penggunanya, khususnya bagi para kreator dan pelaku bisnis kecil. Melalui pembaruan beta Android versi 2.25.21.11, platform perpesanan milik Meta ini menguji coba dua fitur promosi baru yang cukup mencolok: Status Ads dan Promoted Channels. Meski masih dalam tahap uji coba terbatas, kehadiran dua format iklan ini berpotensi membuka peluang luas bagi pemilik usaha maupun pembuat konten digital.
Kehadiran fitur promosi ini menandai pergeseran signifikan dalam strategi bisnis WhatsApp, yang selama ini dikenal sebagai platform perpesanan bebas iklan. Kini, dengan lebih dari dua miliar pengguna aktif di seluruh dunia, WhatsApp tampaknya siap memanfaatkan skala jangkauannya untuk memberi ruang iklan yang tetap menjaga kenyamanan dan privasi pengguna.
Dua Format Iklan Diuji, Fokus di Area Publik
Dalam pembaruan kali ini, WhatsApp menghadirkan Status Ads dan Promoted Channels di tab Updates. Status Ads hadir sebagai cuplikan iklan pendek dalam format vertikal, mirip dengan konten iklan yang sering ditemui pada Instagram Stories maupun Facebook. Iklan ini muncul di antara pembaruan status dari kontak pengguna dan dilabeli dengan tanda "Sponsored" agar mudah dikenali.
Pengguna tetap diberikan kontrol penuh untuk melewati iklan hanya dengan menggeser layar seperti biasa. Bila merasa terganggu, pengguna bahkan bisa langsung memblokir pengiklan tertentu dari tampilan status mereka. Fitur ini memungkinkan pengguna menikmati pengalaman yang tetap nyaman meskipun ada penambahan iklan.
Sementara itu, Promoted Channels ditujukan untuk meningkatkan visibilitas saluran-saluran tertentu dalam direktori WhatsApp. Ini memberikan kesempatan kepada kreator, pelaku bisnis, atau figur publik untuk menjangkau lebih banyak audiens melalui saluran yang dipromosikan. Saluran yang disorot akan ditampilkan lebih menonjol di dalam direktori dan tetap dilabeli sebagai konten promosi.
Transparansi dan Kontrol Tetap Dijaga
Sebagai bentuk komitmen terhadap privasi dan kenyamanan pengguna, WhatsApp menyertakan fitur Laporan Aktivitas Iklan. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengunduh laporan yang merinci semua iklan yang pernah mereka lihat. Informasi dalam laporan mencakup nama pengiklan dan tanggal penayangan, dan disediakan dalam format file ZIP yang bisa diekspor kapan saja.
Melalui laporan ini, pengguna juga dapat mengambil tindakan langsung seperti memblokir pengiklan tertentu apabila mereka merasa iklan yang muncul tidak relevan atau mengganggu. WhatsApp memastikan bahwa seluruh sistem dirancang dengan memberikan kendali penuh di tangan pengguna.
Langkah ini dianggap penting dalam membangun kepercayaan, terutama karena kehadiran iklan dapat memicu kekhawatiran terkait pelanggaran privasi. Oleh karena itu, transparansi informasi menjadi bagian dari pendekatan yang diterapkan oleh WhatsApp dalam mengembangkan fitur-fitur terbarunya.
Ruang Iklan Tidak Sentuh Obrolan Pribadi
Salah satu hal yang ditekankan dalam uji coba ini adalah bahwa iklan hanya akan muncul pada area publik seperti Status dan Saluran, dan tidak akan menyentuh ruang pribadi pengguna. Artinya, iklan tidak akan muncul dalam obrolan pribadi, grup, panggilan, maupun komunitas.
Komunikasi personal di WhatsApp tetap terlindungi dengan enkripsi end-to-end dan tidak akan digunakan untuk penargetan iklan. Bahkan, isi pesan, panggilan, atau media yang dibagikan pengguna tidak diolah menjadi data preferensi iklan.
Informasi yang digunakan untuk menampilkan iklan bersifat terbatas dan telah disesuaikan agar tidak melanggar hak privasi pengguna. Hal ini menjadi landasan dari pendekatan baru WhatsApp dalam menjembatani kepentingan monetisasi tanpa mengorbankan kepercayaan penggunanya.
Potensi Besar untuk Kreator dan Usaha Kecil
Di balik perdebatan seputar iklan di layanan perpesanan, fitur baru ini sebenarnya membuka pintu bagi berbagai pihak, terutama pelaku UMKM, konten kreator, hingga organisasi nirlaba yang ingin menjangkau khalayak lebih luas.
Dengan jangkauan yang luar biasa besar dan keterlibatan pengguna yang tinggi, WhatsApp berpotensi menjadi saluran periklanan yang sangat efektif, bahkan bisa menyaingi media sosial lain yang lebih dahulu terjun ke dunia iklan digital.
Langkah WhatsApp ini juga memperlihatkan konsistensi Meta dalam menyatukan pendekatan monetisasi lintas platform. Seperti halnya Facebook dan Instagram yang telah lama mengintegrasikan iklan ke dalam fitur Stories dan feed, WhatsApp kini menjadi bagian dari ekosistem monetisasi Meta yang menyeluruh, namun tetap dengan karakteristiknya sendiri yang lebih fokus pada privasi.
Masih dalam Tahap Uji, Belum Ada Tanggal Rilis
Meski menjanjikan, kedua fitur iklan ini masih dalam tahap uji coba terbatas dan hanya tersedia bagi sebagian pengguna versi beta. WhatsApp sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai kapan fitur ini akan dirilis secara luas ke publik.
Langkah selanjutnya kemungkinan besar akan bergantung pada tanggapan pengguna selama masa pengujian berlangsung. Jika hasilnya dinilai positif dan tidak mengganggu kenyamanan pengguna, fitur ini dapat diperluas dalam waktu dekat.
Namun jika justru menimbulkan kekhawatiran atau resistensi besar dari komunitas pengguna, WhatsApp bisa saja meninjau kembali pelaksanaannya atau menerapkan penyesuaian signifikan.